Posts

Semua Harus Tiba Pada Perpisahan

Sebagaimana pun mereka mencoba membatu kaki ke tanah lewat nyaman, semua harus tiba pada perpisahan. pasti tiba hari mereka harus meramu warna warni kenangan dalam cangkir kopi yang diseduh diatas tungku marahnya berpisah, hanya untuk disajikan dengan paitnya tangis dan takut. Angin kian berhembus ke lain arah untuk mengajarkan bahwa dalam dinamis yang baik , perlu juga mengenal sesaknya perpisahan. membiarkan mu menunggunya kembali berhembus ke tubuh mu , untuk mengingatkan indahnya pertemuan. lucu bagaimana hari hari menjadi warna warni ketika kau begitu mengenal apa yang kau lihat. bunga bunga merah jambu yang terduduk manis tak henti henti jadi perhatian. daun-daun hijau berpegang kuat pada ranting untuk bertahan dari hempasan kehidupan. langit biru terlihat begitu tinggi dan megah, namun disaat yang sama memelukmu dalam rasa rasa ingin tahu yang merekah. Bagaimana bisa mudah melangkah dari warna warni yang begitu indah? warna warni yang kau kenal betul seluk beluk terbentuknya...

Bungkam Saat Reformasi Dikorupsi

Image
Berbicara tentang reformasi dan isu-isu sosial krusial lainnya selalu membuat saya takut. Merasa kurang — kurang tahu, ahli, ilmu, paham, pintar, ataupun dewasa — terhadap masalah yang ada, menjadikan bungkam jalur paling mudah tuk dipilih. Rasa takut akan kesalahan dan aksi itu sendiri menghambat saya berbicara. Hal ini bermuara kepada kemalasan untuk berpikir apalagi berjuang. Sebagai mahasiswa calon pekerja aktif bangsa indonesia, memang sepantasnya memperjuangkan hakikat kemanusiaan yang bisa dilanggar revisi undang undang ataupun memperjuangkan masa depan yang perlahan direnggut limbah korporasi. Tetapi seruan-seruan #ReformasiDikorupsi menyadarkan saya bahwa untuk memperjuangkan hakikat tersebut saya tidak perlu menunggu cukup — cukup tahu, ahli, ilmu, paham, pintar, serta dewasa — saya hanya perlu untuk menjadi manusia pada hakikatnya, yang berdiri di atas, demi, dan bersama kemanusiaan.  Berdiri di atas kemanusiaan terjadi ketika kemanusiaan menjadi batu...

sejarum maaf dan setumpuk kecewa

Akan ada sesekali mata mu menjelma kepada tulang tulang yang bukan aku, atau bahkan sampai seluruh organ tubuh mu turut memompa lebih kuat karena terpukau oleh cantiknya seorang wanita. akan ada sesekali air dikepala mengalir ngalir keruh bercampur jenuh, dan kau akan mencari sepasang mata yang bukan aku untuk membantu mu mencari terang diantara gelap. akan ada sesekali perkataan ku yang tak ingin kau dengar dan bahkan menyakitkan, dan kau akan mencari sepasang telinga lain untuk berkeluh kesah dengan gelisah yang  tak datang bersama jawaban. akan ada masa bahwa hormon mengambil alih akal sehat ketika kau terlalu banyak melihat kulit putih, hitam atau mungkin kecokelatan yang masih asing bagimu, atau bahkan membiarkan dirimu tenggelam dalam nafsu yang mengambil alih moral dan kewarasaan yang telah kau bina sejak dulu lamanya.  akan ada sesekali raga mu berpaling kepada hal yang bukan aku, namun aku akan tetap mencari sejarum maaf ditumpukan jerami jerami kecewa milk kita ...

jatuh cinta itu biasa saja

Ini  bukan cerita tentang kita yang pertama kali jumpa dan langsung terjun ke lubang cinta, atau saling berpegangan tangan dibawah hiruk pikuk meski kehidupan sering kali berpaling dari romansa. tapi ini pertemuan yang membuat jatuh cinta terasa biasa saja.  ini pertemuan tentang dua pasang kanvas yang hasil lukisannya serupa meski pelukisnya berbeda. Keduanya ditempah oleh cat beda jenis tetapi tetap  menghasilkan lembar lembar abstrak yang ceritanya saling bercermin dalam kerumitan yang tak kunjung ada jawabannya. ini pertemuan diantara asap asap LA Ice yang menyesakan dada, namun magis yang berterbangan lagi lagi membantu pandangan untuk tetap terang benderang. percakapan dari satu ke yang lain tak kunjung tertimbun oleh banyaknya arus pembicaraan, seolah dua kepala tak hanya melebur tapi juga menggema. jiwa nya bersuara satu frekuensi yang mengisi ruang ruang yang telah lama hampa dikepala, dalam hal sekeji membenci pun kita saling mengiyakan tanpa perlu ban...

sixth

Mungkin bila ditanya sesungguhnya adakah setetes rindu yang hadir ditengah lautan amarah, aku akan kembali berdalih pada semesta dan mengatakan tidak. Mungkin bila ditanya sesungguhnya apakah kedua mata ku masih bisa menatapmu dalam ketenangan jiwa yang sama seperti sebelum sebelumnya, aku akan kembali berdalih dan berkata ya tentu saja. Mungkin bila ditanya sesungguhnya adakah setidak tidaknya satu detik rasa khawatir muncul di rongga dada ketika namamu disebut tanpa sengaja, jelas aku akan kembali berdalih dan menjawab tidak. Mungkin bila ditawarkan sesungguhnya untuk tak lagi diberi kesempatan menatap kedua matamu atau berbagi tawa dengan mu atau sekadar melihat mu dari kejauhan, aku akan menjawab ya selantang lantangnya. Mungkin aku sebodoh itu dan tercipta dari ego yang dirajut tanpa celah , dan mungkin tak ada yang akan menanyakan kesungguhan itu karena kuat ku begitu meyakinkan sehingga siksa itu tak terliha t. Mungkin dalih ku tak lain hanya untuk diriku ini, yang tak men...

setitik

lucu bagaimana setitik resah dapat merusak sebelanga keyakinan yang ditampung sejak lama. bagai pelatuk yang dipicu aksimu tanpa sengaja, lalu pelurunya  berisikan ragu melesat cepat masuk ke kepalaku tanpa suara, pelurunya masuk ke saraf saraf yang telah ku ajarkan untuk tak mengenal ragu, lalu menghantam keras sampai terbentuk baku hantam antara keyakinan dan curiga, menggelitik kesadaran ku hingga menertawakan setiap kali aku mencoba melihat putih di hitam mu. benar katanya bahwa sebenarnya tak ada yang pernah benar benar pakar soal percaya, beberapa hanya saling memperbaiki setelah saling melukai, sementara yang lain saling berpaling pergi. -kx slow dancing in a burning room, aren't we?

gasoline

i wish we hadnt touched cause your touch are made out of gasoline, mixed with maples, honeys like sweet mouth of merlin your touch are a strange mixture that wakes my every nerves it is comfortable, sweet and explosive this strange mixture intoxicate my willing skin like a flammable line attached to every thought of you it flows in my system yet can burn anytime but it kept me up at night, craving for this crime it stings at days your name are mentioned, only to be assigned to anyone but mine the touch i felt months ago are now a constant reminder that hours, days, week, spent without it are moments of suffer at time where night has fallen into the pond of loneliness and fears it becomes the ingredients of tears infuriating sense constantly battling the need of your touch and the fact that youre gone and these fact that youre somebody elses are the match that causes fire flaming through my system till iam lost to the core leaving trace of burned affairs in the back of...